Rabu, 07 Mei 2014

Mengenal Hibridisasi Kimia


Mengenal Hibridisasi Kimia – Dalam ilmu kimia atom dikenal ada yang namanya hibridisasi. Apa sebenarnya hibridisasi itu? Hibridisasi dapat didefinisikan sebagai peleburan orbital-orbital dari tingkat energy yang berbeda menjadi orbital yang orbital yang energinya setingkat. Menentukan hibridisasi dapat diperoleh dari domain electron dengan melihat PEB dan PEI yang dipromosikan atau perpindahan elektron diatom pusat yang memiliki jumlah elektron penuh dalam orbital tersebut, harus dipromosi ke orbital selanjutnya agar diperoleh orbital setengah penuh untuk mengikat elektron pada ikatannya.

Bentuk-Bentuk Molekul dan Hibridisasinya

Domain Elektron
PEI
PEB
Hibridisasi
Tipe
Molekul
Bentuk
Molekul
Contoh
2
2
0
sp
AX2
linier
BeCl2
3
3
0
sp2
AX2
Segi tiga sama sisi
BCl3
2
1
sp2
AX2E
sudut
SO2
4
4
0
Sp3
AX4
Tetra hedral
CH4
3
1
Sp3
AX3E
Trigonal piramida
NH; PCl3
2
2
Sp3
AX2E2
Bentuk V
H2O
5
5
0
Sp3d
AX5
Trigonal bipiramida
PCl5
3
2
Sp3d
AX3E2
Bentuk T
IF3
2
3
Sp3d
AX2E3
linier
XeF2
6
6
0
Sp3d2
AX6
oktahedral
SF6
4
2
Sp3d2
AX4E2
Segiempat planar
XeF4
5
1
Sp3d2
AX5E
Piramida segiempat
IF5
 Untuk Lebih Jelasnya Mengenai hibridisasi ini mari sobat kita lihat bersama contoh berikut:
BCl3 (senyawa Boron Triclorida)
Daari senyawa di atas unsur yang menjadi unsur pusat yaitu B (Boron). Maka, B yag memiliki nomor atom 5, kemudian elektron dikonfigurasikan.

5B = 1s2 , 2s2, 2p1
Elektron valensi = 3
Dari konfigurasi elektron di atas kita dapat digambarkan diagram orbital awal dari elektron valensi Boron adalah
2s2, 2p1gambar orbital boron sebelum hibridisasi
Orbital di atas belum mengalami hibridisasi. Kemudia untuk dapat memasankan elektron pada boron dengan elektro dari atom kloring diperlukan 3 buah elektron yang tidak berpasangan. Nah untuk mendapatkan 3 elektron tidak berpasangan inilah dilakukan perpindahan elektron dari orbital yang disebut hibridisasi. Berikut diagram orbital atom boron setelah hibridisasi
diagram orbital setelah hibridisasiDari diagram di atas terjadi hibridisasi yang terdiri dari orbital s dan orbital p yang awalnya sp1 menjadi sp2 dan menghasilkan molekul berbentuk segitiga sama sisi. Buat menambah pemahaman sobat kita ulas lagi satu contoh berikut:

Hibridisasi dalam molekul PCl5

molekul PCl5 diketahui berbentuk bipiramida trigonal. Atom phosfor (nomor atom =15)
mempunyai konfigurasi elektron sebagai berikut.

Menentukan Elektron Valensi Unsur dari Konfigurasi Elektron

Menentukan Elektron Valensi Unsur dari Konfigurasi Elektron - Konfigurasi elektron merupakan susunan elektron dalam atom. Di bawah ini kita akan mempelajari tentang penentuan konfigurasi elektron dari unsur dan menentukan elektron valensi dari konfigurasi elektron tersebut.
a. Konfigurasi Elektron
Elektron- elektron dalam inti bergerak mengelilingi inti pada lintasan tingkat- tingkat energi tertentu yang disebut kulit atom. Setiap kulit diberi nomor dan nama. Penomoran dan penamaan kulit dimulai dari yang terdekat dari inti. Kulit pertama dinamai kulit K, kulit kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, dan ketujuh masing- masing berurutan L, M, N, O, P,dan Q. Unsur- unsur di alam paling banyak punya empat kulit. Aturan pengisisan:

Teori Asam dan Basa

Pendahuluan Asam Basa

Dalam kesempatan ini pembahasan materi asam basa ditekankan pada aspek teoritik untuk tingkah laku asam dan basa. Teori asam basa sebagaimana umumnya terus berkembang untuk menjawab tantangan berkaitan dengan teori-teori yang lebih awal. Teori asam basa yang paling sederhana pada awalnya dikemukakan oleh Svante Arrhenius pada tahun 1884. Menurut teori Arrhenius, asam adalah spesies yang mengandung ion-ion hidrogen, H+ atau H3O+, dan basa mengandung ion hidroksida (OH-). Namun demikian, dalam teori ini terdapat dua kelemahan utama yang menyangkut masalahpelarut dan masalah garam.

acid bases asam basa pH

Teori asam basa Arrhenius ini berasumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh pada sifat asam basa. Jika hidrogen klorida, HCl, dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, larutan ini menghantarkan listrik, tetapi jika dilarutkan dalam pelarut seperti benzena, C6H6, larutannya tidak menghantarkan arus listrik. Perbedaan sifat HCl di dalam pelarut tersebut menyarankan bahwa pelarut benar-benar berpengaruh terhadap tingkah laku zat terlarut.

Masalah kedua menyangkut tingkah laku garam. Garam seharusnya bersifat sebagai spesies netral, namun kenyataannya banyak garam yang bersifat tidak netral, jadi bertentangan dengan anggapan ini. Sebagai contoh, larutan ion fosfat dan karbonat bersifat basa, sebaliknya ion-ion amonium bersifat sedikit asam dan ion-ion aluminium bersifat sangat asam. Masalah yang menambah kebingungan ditunjukkan dengan oleh larutan NaH2PO4 yang bersifat basa.

Untuk mengatasi masalah tersebut dan juga agar lebih realistik, pada tahun 1923 Thomas M. Lowry dari Inggris dan Johannes N. Brønsted dari Denmark, masing-masing bekerja sendiri-sendiri melengkapi teori asam basa yang melibatkan pelarut yang kemudian dikenal dengan teori asam basa Brønsted-Lowry. Pemahaman asam basa yang melibatkan aspek donor-akseptor elektron dikenalkan oleh G. N. Lewis pada tahun yang sama dan ion oksida oleh H. Lux (1939) dan H. Flood (1947). Perlu dicatat bahwa pengertian asam basa bukan berbicara tentang aspek kebenaran melainkan aspek kesesuaian pada kondisi tertentu.

Teori Asam Basa

Masa Pra Aksara di Indonesia



A. Pengertian Masa Pra Aksara
Pra Aksara atau Pra Sejarah atau Nirleka ( nir : tidak ada, leka : tulisan ). adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia, dengan kata lain Masa Pra aksara berarti jaman sebelum  ditemuklan tertulis /jaman sebelum manusia mengenal tulisan.Masa berakhirnya jaman pra aksara tidak sama di masing masing wilayah, misalnya di Mesir Kuno 3000 tahun sebelum masehi sudah ditemukan peninggalan tertulis berupa huruf hierogliph, sedangkan di Indonesia peninggalan tertulis tertua yang ditemukan adlah prasasti yupa peninggalan kerajaan Hindu Kutai pada abad ke 5 atau sekitar tahun 400 an Masehi.
Denagn tidak adanya peninggalan tertulis, maka sumber untuk mengungkap keberadaannya berupa peninggalan – peninggalan antara lain fosil, artefak. 
  1. Fosil, merupakan sisa sisa makhluk hidup yang telah membatu karena tertimbun dalam tanah selama berjuta tahun. Fosil bisa berupa kerangka manusia, hewan ataupun tumbuh tumbuhan.
  2. Artefak, merupakan benda benda perlengkapan hidup manusia purba yang masih tersisa, seperti : dolmen, kjoken modinger, kapak perunggu, kapak batu dll
 
Kurun waktu berlangsungnya sangat lama yaitu sejak manusia belum mengenal tulisan sampai mengenal tulisan. hal ini untuk mesing – masing bangsa tidak sama untuk bangsa indonesia jaman pra aksara berakhir sekitar tahun 400 masehi atau abad ke 5.
Pembabakan / periodisasi masa pra aksara meliputi :
1.     Berdasarkan ilmu Geologi meliputi :
1.      Jaman Arkeozoikum ( ± 2500 juta tahun yang lalu )
2.      Jaman Paleozoikum ( ± 340 juta tahun )
3.      Jaman Mesozoikum ( 251 – 65 juta tahun )
4.      Jaman Neozoikum ( 60 juta tahun )
2.     Berdasarkan teknologi yang di hasilkan meliputi :
a.      Jaman Batu yang terbagi menjadi :
1.     Jaman Batu Tua ( paleolithikum )
2.     Jaman Batu Madya ( Mesolithikum )
3.     Jaman Batu Baru ( Neolithikum )
4.     Jaman Batu Besar ( Megalithikum )
b.     Jaman Logam yang terbagi menjadi :
1.     Jaman Perunggu
2.     Jaman Tembaga
3.     Jaman Besi

JENIS JENIS MANUSIA PURBA YANG DITEMUKAN DI INDONESIA

Assalamualaikum.....
Saat belajar tentang sejarah kita sering mendengar kata manusia purba, Berikut adalah beberapa jenis manusia purba yang fosilnya pernah ditemukan di Indonesia
Manusia purba yang pernah di temukan di Indonesia ada 3 jenis yaitu :
1.     PITHECANTHROPUS
2.     MEGANTHROPUS
3.     HOMO

A.     PITHECANTHROPUS
a.     PITHECANTHROPUS ERECTUS
Pithecanthropus erectus, yang artinya Manusia kera yang berjalan tegak, berdasarkan fosil yang di temukan di desa Trinil lembah bengawan solo oleh E. Dubois (1890). Fosil yang ditemukan berupa tulang rahang atas, tengkorak, dan tulang kaki.
piterchanthropus erectus

b.     PITHECANTHROPUS MOJOKERTENSIS
Pithecanthropus mojokertensis, disebut juga dengan Pithecanthropus robustus. Fosil manusia purba ini ditemukan oleh Von Koeningswald pada tahun 1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang tengkorak anak-anak.
Pithecanthropus mojokertensis

c.     PITHECANTHROPUS SOLOENSIS
Pithecanthropus soloensis, ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun 1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.

Perundingan-Perundingan Indonesia-Belanda

 ON SEPTEMBER 10, 2012
Perundingan Renville
Delegasi RI dipimpin oleh Mr. Amir Syarifuddin
Delegasi Belanda dipimpin oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo (orang Indonesia yang memihak Belanda)
Isi Perundingan Renville :
  • RI harus mengakui daerah-daerah kekuasaan Belanda yang sejak Agresi Militer I Belanda diduduki dan menjadi kekuasaan Belanda.
  • Diakui adanya garis Van Mook, yaitu garis yang menghubungkan dua wilayah terdepan yang diduduki Belanda.
  • Pasukan RI yang berada di wilayah-wilayah pendudukan Belanda harus ditarik,
  • Penghentian tembak-menembak.
  • Belanda bebas membentuk negara-negara federal di daerah-daerah yang didudukinya.
Perundingan Linggajati
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana menteri Sutan Syahrir
Delegasi Belanda dipimpin oleh Schermerhorn
Isi Perundingan Linggajati :
  • Belanda mengakui kedaulatan de facto RI atas wilayah Sumatera, Jawa, dan Madura.
  • RI dan Belanda akan bekerjasama membentuk Negara Indonesia Serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat yang salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia.
  • Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
Perundingan Roem-Royen
Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem
Delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen
Isi Perundingan Roem-Royen :

Selasa, 06 Mei 2014

sistem tata surya

Pengertian Tata Surya,Teori Terbentuknya Tata Surya, Sejarah Penemuan Tata surya, dan Anggota Tata Surya. Semoga dapat bermanfaat ilmunya
bagi sobat-sobat semua.Terus kunjungi softilmu.blogspot.com.Langsung Aja ya.
A.PENGERTIAN TATA SURYA

Tata Surya adalah kumpulan benda-benda langit yang terdiri dari sebuah bintang besar yang disebut matahari, dan semua objek yang terikat oleh gaya grafitasinya. Objek-objek tersebut adalah delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Tata Surya (Solar System) atau yang juga disebut keluarga matahari (The sun and its family) adalah suatu sistem yang teridiri dari Matahari sebagai pusar Tata Surya itu dan di kelilingi dengan planet-planet, komet (bintang berekor), meteor (bintang beralih), satelit, dan asteroid.

B.TERBENTUKNYA TATA SURYA

Ada sekian banyak teori yang dicetuskan oleh para ahli, namun saya akan berbagi beberapa teori yang paling dipercaya dunia internasional:

1.Teori Nebule (Teori Kabut)oleh Immanuel Kant (1749-1827) dan Piere Simon de Laplace (1796)

Matahari dan planet berasal dari sebuah kabut pijar yang berpilin di dalam jagat raya, karena pilinannya itu berupa kabut yang membentuk bulat seperti bola yang besar, makin mengecil bola itu makin cepat putarannya. Akibatnya bentuk bola itu memepat pada kutubnya dan melebar di bagian equatornya bahkan sebagian massa dari kabut gas pada menjauh dari gumpalan intinya dan membentuk gelang-gelang di sekeliling bagian utama kabut itu, gelang-gelang tersebut kemudian membentuk gumpalan pada, nah inilah yang disebut planet-planet dan satelitnya. Sedangkan bagian tengah yang berpijar tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat sekarang sebagai matahari.
Teori ini telah dipercaya umat manusia selama kira-kira 100 tahun, tetapi sekarang telah banyak ditinggalkan karena 2 alasan di bawah ini:
  • Tidak mampu memberikan jawaban-jawaban kepada banyak hal atau masalah di dalam tata surya kita
  • Karena munculnya banyak teori yang lebih memuaskan

2.Teori Planetesimal oleh Ahli Geologi Thomas C. Chamberlin (1843-1928) dan Seorang Astronom Forest R. Moulton (1872-1952)

Tata Surya kita terbentuk akibbat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan matahari, dan bersama proses internal matahari, menarik materi berulang kali dari matahari. Efek gravitasi bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari matahari.